Kamis, 21 April 2011

KASIH


Meskipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan dan sekalipun dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.Kasih tidak berkesudahan, nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap.
1 Korintus 13 : 1-8

Yesus Kristus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

P christianity.svg
Langsung ke: navigasi, cari
Bagian dari seri tentang
Yesus Kristus

Title jesus.jpg
Nama dan julukan
YesusKristusMesiasIsa AlmasihJuruselamat
Yesus (c. 6 SM-4 SM29-33) atau Yesus dari Nazaret adalah seorang tukang kayu, pengkhotbah, guru, rabi, penyembuh, pembuat mukjizat, dan tokoh Yahudi yang berasal dari kota Nazaret, Israel.
Yesus di dalam Kekristenan juga dikenal dengan sebutan Yesus Kristus. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, Tuhan, Mesias, dan Juru Selamat umat manusia. Sedangkan Agama Yahudi menolak anggapan bahwa Yesus adalah seorang Mesias yang telah dinubuatkan dalam kitab suci mereka.

Nama

Nama "Yesus" adalah alihaksara dari bahasa Latin Iesus, yang berasal dari bahasa Yunani Ἰησοῦς (Iēsoûs), yang pada gilirannya juga merupakan Helenisasi dari bahasa Ibrani יְהוֹשֻׁעַ (Yĕhōšuă‘, Yosua) atau bahasa Aram יֵשׁוּעַ (Yēšûă‘), yang berarti "Yahweh menyelamatkan".[1][2][3]
Dalam Perjanjian Baru, di Lukas 1:31 seorang malaikat memberitahu Maria untuk menamakan anaknya Yesus, dan dalam Matius 1:21 malaikat memberitahu Yusuf untuk menamakan anaknya Yesus. Dalam teologi Kristen, Pernyataan dalam Matius 1:21 "engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" mengasosiasikan atribut keselamatan dengan nama Yesus.
"Kristus" adalah gelar yang berasal dari bahasa Yunani Χριστός (Christós), yang berasal dari bahasa Ibrani מָשִׁיחַ ("Mesias", berarti "yang diurapi" atau "yang terpilih").[4][5]

Riwayat singkat

Meskipun masa kecilnya tidak diketahui (selain cerita kelahirannya dan kisah Yesus pada umur 12 tahun sedang mengajar di Bait Allah, Yerusalem), terdapat banyak informasi tentang tiga tahun terakhir hidupnya, khususnya minggu terakhir, dari keempat Injil di Alkitab serta tulisan-tulisan Paulus dan murid-muridnya yang lain.
Yesus dihukum mati di Yerusalem oleh gubernur Kerajaan Romawi, Pontius Pilatus, karena ditekan oleh massa yang gelap mata, dan dieksekusi dengan disalibkan. Yesus wafat dan dimakamkan, orang Kristen percaya bahwa Yesus bangkit kembali dari alam maut pada hari ketiga. Inilah Paskah bagi orang Kristen.

Yesus lahir

Matius mengatakan bahwa orang-orang majus dari Timur datang membawa hadiah berharga bagi bayi Yesus. dilukis oleh Giotto pada 1300.
Injil Matius dan Lukas mengatakan bahwa sebelum kelahiran Yesus, baik Maria ibunya, dan tunangannya, Yusuf, tahu bahwa Yesus akan menjadi Mesias atau Raja yang dijanjikan kepada orang-orang Yahudi, dalam kitab-kitab Yahudi kuno.
Injil Lukas paling banyak menceritakan kisah ini. Pada waktu Yesus dilahirkan, Kekaisaran Romawi menguasai sebagian besar Eropa, Inggris, Timur Tengah dan Afrika Utara. Pemerintah ingin setiap keluarga untuk disensus sehingga setiap orang harus kembali ke tempat dari mana mereka berasal. Yusuf berasal dari kota kecil Betlehem, dekat Yerusalem, jadi meskipun Maria akan segera melahirkan, mereka harus melakukan perjalanan, dengan ribuan orang lainnya.
Ketika mereka tiba di Betlehem, setiap kamar telah penuh. Tidak ada tempat bagi mereka untuk tinggal kecuali di sebuah kandang binatang yang pada saat itu diyakini sebagai kandang domba. Bayi Yesus lahir di kandang, dilampin, dan dibaringkan di jerami di dalam palungan. Lukas memberitahu kita bahwa gembala yang mengurus domba di lereng bukit datang untuk melihat bayi itu, karena mendapat kabar dari para malaikat, lalu mereka pergi bernyanyi dan memuji Tuhan atas Raja dan Juruslamat yang baru lahir.
Dalam Injil Matius diceritakan bahwa orang-orang bijak dari Timur melihat bintang baru di langit dan datang untuk menemukan Yesus, karena mereka tahu bahwa Mesias itu akan lahir, dan bahwa bintang adalah tanda bahwa Yesus lahir untuk menjadi seorang Raja.

Pelayanan Yesus

Kedatangan Yesus dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus di Sungai Yordan. Selama pembaptisan, Roh Allah, seperti seekor merpati, datang pada Yesus, dan suara Allah terdengar. Menurut Alkitab, Roh membawa Yesus ke padang gurun di mana dia berpuasa selama 40 hari. Di sana, ia digoda Iblis. Kemudian Yesus pergi ke Galilea, menetap di Kapernaum, dan mulai memberitakan tentang Kerajaan Allah, pada umur 30 tahun.
Umumnya pengajaran Yesus disampaikan dengan bercerita. Dia mengajarkan bahwa Allah sendiri adalah Raja sejati, dan bahwa orang harus mengasihi Allah dan mengasihi sesamanya seperti yang diperintahkan oleh Alkitab Ibrani kepada mereka. Yesus melakukan mukjizat yang menunjukkan tanda-tanda sebagai Utusan Allah, seperti memberi makan pada orang lapar, mengubah air menjadi anggur pada perkawinan di Kana, mnyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati. Ia juga mengusir roh-roh jahat dari orang yang kerasukan.
Yesus menunggang keledai ke Yerusalem, yang disambut oleh kerumunan orang-orang yang menghamparkan jubah mereka dan ranting-ranting bagiNya. Giotto, 1300
Yesus mempunyai dua belas orang, yang dikenal sebagai Dua Belas Rasul, yang dipilih dan dilatih untuk menyebarkan Injil. Dia mempunyai beberapa pengikut, termasuk beberapa perempuan, tapi karena adat Yahudi, para murid perempuan tidak bisa bepergian ke tempat yang jauh.
Alkitab mengatakan Yesus menjadi terkenal. Dia pergi ke Yerusalem, di mana banyak orang mengunjungi kota itu untuk merayakan Hari Sabat. Ketika mereka mendengar bahwa dia akan datang, mereka menyambutnya seolah-olah dia adalah seorang raja. Mereka pikir mungkin ia akan membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi, tapi Yesus pergi ke Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda, sebagai tanda bahwa Ia datang dalam damai.
Yesus melakukan banyak hal yang membuat iri dan kemarahan bagi para pemimpin agama Yahudi. Dia sering melakukan kritik terhadap kelakuan imam imam Yahudi. Sebagai contoh, kritiknya terhadap imam Yahudi yang senang mengenakan jubah panjang dan suka berjalan di pasar agar dihormati orang ,Yesus menyebut mereka sebagai keturunan Ular Beludak, Yesus juga mengusir orang orang yang berjual beli di bait Allah dan membalikkan meja meja penukarnya dan menyebut Imam Yahudi telah mengubah Bait Allah menjadi sarang penyamun dan menelan harta dengan do'a do'a yang panjang panjang. Disamping Yesus juga banyak melakukan penyembuhan.

Yesus mati

Ibu Yesus, teman, dan saudara-saudaraNya berkabung atas kematianNYA. oleh Giotto, 1300
Injil mengatakan bahwa para pemimpin Bait Allah marah dan ingin membunuhNya. Mereka mengatakan kepada Pemerintah Romawi bahwa Yesus ingin menjadi raja di negara ini dan mengambil alih kekuasaan. Gubernur Romawi berpikir bahwa Yesus harus dibebaskan. Namun Para pemimpin Yahudi berkata, "Jika Anda melakukannya, maka Anda bukan sahabat Kaisar!" (Kaisar adalah penguasa Romawi.)
Jadi Gubernur memvonisNya dengan hukuman mati, yakni dengan cara disalibkan. Ini adalah cara umum yang digunakan oleh orang-orang Romawi untuk menghukum mati pemberontak dan penjahat.
Jenazah Yesus dikuburkan dalam sebuah makam milik salah satu pengikutnya, yaitu Yusuf dari Arimatea. Dia dimakamkan terburu-buru, karena sebentar lagi hari Sabat, karena tidak ada yang bisa bekerja, dimulai ketika matahari terbenam.

Yesus bangkit dari kematian

Pada hari sesudah hari sabat, pagi-pagi subuh, para wanita datang untuk mencuci tubuh dan meminyakiNya dengan ramuan dan minyak wangi. Tetapi Injil mengatakan bahwa mayat Yesus sudah lenyap, dan malaikat duduk di dekat kubur itu dan berkata "Dia telah bangkit dari antara orang mati!".
Beberapa orang, seperti Tomas muridNya awalnya meragukan kebangkitan Yesus. Namun Alkitab mengatakan bahwa lebih dari 500 orang, termasuk Tomas, melihat Yesus yang hidup kembali. Ada banyak kisah dalam Injil tentang apa yang Yesus lakukan setelah Ia dibangkitkan. Akhirnya, Injil Lukas mengatakan bahwa Yesus membawa murid-muridNya ke sebuah bukit, di mana ia memberkati mereka dan menyuruh mereka untuk menyebarkan ajaran-Nya keseluruh dunia, dan kemudian awan turun, dan dia terangkat ke surga.

Ajaran

Tindakan dan perkataan Yesus yang dicatat dalam Injil merupakan ajaran dasar Kekristenan. Yesus mengajar di Galilea dan Yudea, dengan pesan penyangkalan diri dan pengampunan dosa. Hukum utama yang Yesus ajarkan adalah hukum Kasih, bahwa manusia harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
Ajarannya pada awalnya disebarkan oleh keduabelas rasul Yesus, dan setelah Yudas digantikan oleh Matias. Paulus, seorang Farisi yang mula-mula menganiaya pengikut Yesus, namun akhirnya bertobat dan menjadi pengabar Injil yang masyhur. Mula-mula ajarannya disebarkan di daerah Israel kepada kaum Yahudi, namun akhirnya juga kepada bangsa-bangsa lain bukan Yahudi, dimulai dari panglima Romawi, Kornelius, hingga akhirnya merambah ke seluruh Asia Minor dan Afrika Utara, daratan Eropa Barat, Eropa Timur, Rusia, benua Amerika dan Australia, dan akhirnya ke Asia, sesuai dengan pesan terakhir Yesus untuk memberitakan Injil hingga ke ujung dunia.

Kekristenan

Pandangan Kristen tentang Yesus berpusat pada keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan, seorang Mesias yang kedatangan-Nya telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, dan bahwa Ia bangkit pada hari ketiga setelah disalibkan. Umat Kristiani pada dasarnya percaya bahwa Yesus adalah "Anak Allah" (secara umum dapat diartikan bahwa Ia adalah Allah Anak, oknum kedua dalam Tritunggal), yang datang ke dunia untuk menebus dosa umat manusia dan memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan melalui pengorbanan-Nya. Umat Kristiani juga percaya bahwa Yesus dilahirkan oleh seorang perawanMaria bunda Maria, mujizat yang dilakukan Yesus, kenaikan ke Surga, dan kedatangan Yesus ke bumi untuk kedua kali.

Hidup dan pengajaran seperti yang ditulis dalam Injil


Agama Kristen
Yesus Kristus
Kelahiran · Kematian · Kebangkitan ·
Natal · Jumat Agung · Paskah
Dasar
Gereja · Injil · Kerajaan ·
Rasul: Paulus · Petrus
Alkitab
Perjanjian Baru · Perjanjian Lama · Kanon · Deuterokanonika
Teologi
Allah Bapa · Allah Putra · Allah Roh Kudus
Trinitas · Keselamatan · Baptisan · Maria ·
Ajaran
Sepuluh Perintah Allah · Hukum Kasih · Amanat Agung ·
Kotbah di Bukit: Ucapan Berbahagia · Doa Bapa Kami
Sejarah Kekristenan
Gereja mula-mula · Konsili ·
Pengakuan iman · Misi · Skisma Timur-Barat ·
Perang Salib · Reformasi · Kontra Reformasi
Denominasi Kristen


Dari keempat Injil, hanya Matius[12] dan Lukas[13] yang menulis tentang silsilah Yesus. Silsilah Yesus dalam kedua Injil tersebut berbeda secara substansial,[14] dan para penelaah kontemporer biasanya melihat silsilah ini sebagai konstruksi teologi.[15] Secara lebih spesifik, beberapa ahli mengemukakan bahwa Matius ingin menitikberatkan kelahiran bayi Yesus pada garis keturunan keluarga kerajaan (menyebutkan nama Salomo), sementara silsilah Yesus menurut Lukas lebih difokuskan pada garis keturunan imam (menyebutkan Lewi).[16] Jika ditelusuri, kedua silsilah ini memiliki titik temu yaitu Raja Daud dan dari Daud dapat ditelusuri lagi hingga Abraham. Kedua daftar silsilah ini identik dalam menyebutkan silsilah sejak Abraham hingga Daud, namun berbeda dalam silsilah sejak Daud hingga Yusuf. Matius memulai dengan Salomo dan dilanjutkan dengan keturunan raja Yudea, hingga raja terakhir, Yekhonya. Setelah Yekhonya, garis keturunan raja terhenti ketika bangsa Israel ditaklukan oleh Kerajaan Babilonia. Dengan demikian, Matius menggambarkan Yesus sebagai keturunan raja Israel. Silsilah Yesus menurut Lukas lebih panjang dibandingkan menurut Matius; daftar ini menelusuri silsilah Yesus hingga Adam serta menyebutkan lebih banyak nama antara Daud dan Yesus.
Yusuf, suami Maria, muncul dalam penjelasan mengenai masa kecil Yesus. Namun demikian, Yusuf tidak disebutkan selama masa pelayanan Yesus.
Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru seperti Matius, Markus, dan Galatia menceritakan mengenai relasi-relasi Yesus, termasuk kata-kata yang seringkali diterjemahkan sebagai "saudara laki-laki" dan "saudara perempuan".[17] Lukas juga menyebutkan bahwa Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis, adalah "sepupu" atau "saudara" Maria [18], sehingga dengan demikian Yohanes adalah sepupu jauh Yesus.

Masa pelayanan Yesus

Yesus Kristus diyakini sebagai Domba Allah, seperti Yohanes Pembaptis pernah nyatakan (Yohanes 1:29). Domba Paskah yang terakhir ini harus berumur satu tahun dan tidak bercela, seperti yang tertulis di Taurat (Keluaran 12:5). Tentunya bukan Yesus Kristus yang berumur satu tahun yang dimaksudkan sebagaimana domba paskah sebelumnya dipilih dan dikurbankan, tetapi Yesus Kristus baru dianggap sebagai orang pada umur 30 tahun menurut kebudayaan Timur. Yesus Kristus mulai pelayanannya pada umur 30 tahun, dan masa pelayanannya kepada anak-anak Israel berakhir pada umur 31 tahun. Meskipun demikian, kebanyakan Kristen meyakini bahwa masa pelayanan Yesus Kristus bukan satu tahun. Yesus melayani di bumi sepanjang tiga sampai tiga setengah tahun.

Tujuan hidup Yesus

Markus mengatakan bahwa Yesus datang "untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Markus 10:45); Lukas mengatakan bahwa Ia dikirim untuk "memberitakan Injil Kerajaan Allah" (Lukas 4:43); dan Yohanes menuliskan bahwa Yesus datang agar "supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:15).

Kronologi kehidupan Yesus

Ada dua sudut pandang, yaitu sudut pandang menurut Alkitab yang paling sering digunakan dan sudut pandang Titianus, seorang sejarawan Yunani, yang jarang digunakan.
Menurut sudut pandang Alkitab, kronologi kehidupan Yesus dibagi menjadi empat:
  1. Kelahiran Hingga Mulai Pelayanan
  2. Pelayanan Selama 3,5 Tahun
  3. Minggu Terakhir Sebelum Penyaliban
  4. Pasca Kebangkitan Yesus

Gelar Yesus

Ada beberapa gelar atau istilah yang bisa kita ambil dari Alkitab baik itu dalam kitab Perjanjian Lama maupun kitab Perjanjian Baru. Yang paling sering disebut adalah Kristus/Mesias, Juru Selamat, Anak Allah, Anak Daud, dan Anak Domba Allah

Murid-murid Yesus

Semasa pelayanannya di bumi, Yesus memiliki ratusan, bahkan ribuan pengikut. Namun orang-orang yang disebutnya murid jumlahnya kurang dari seratus, yakni orang-orang yang benar-benar meninggalkan harta bendanya, mengikut, belajar dari Yesus, tidak hanya terpana oleh mujizat-mujizat yang diadakan oleh Yesus.
Di dalam lingkaran pemuridan terluar, tidak pernah disebutkan tepat berapa total jumlah murid yang dimiliki oleh Yesus, namun di dalam Lukas 10:1, disebutkan bahwa Yesus pernah mengutus total 70 orang murid untuk mengusir setan-setan dan menyembuhkan penyakit dalam namaNya.
Di dalam lingkaran pemuridan dalam, Yesus memiliki 12 orang murid, yang kemudian disebut rasul. Mereka adalah: Simon Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Matius, Simon orang Zelot, Yudas Iskariot, dan Yudas anak Yakobus. Di antara keduabelas murid tersebut ada tiga orang murid yang lebih sering diajak oleh Yesus untuk menyaksikan dan belajar dari pelbagai mujizat yang diadakan oleh Yesus, yakni Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes. Dan, dari ketiga murid tersebut, Yohanes merupakan murid yang paling dikasihi Yesus (Yohanes 21:20).

Pandangan agama Islam tentang Yesus Kristus

Berbeda dengan Kristen, menurut ajaran Islam, Yesus Kristus disebut Nabi Isa Al Masih.

Interpretasi berbagai artis akan sosok Yesus

Kehidupan dan pelayanan Yesus telah menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mendorongnya untuk mengungkapkannya dalam berbagai bentuk seni, mulai dari seni lukis, seni pahat, hingga seni kontemporer seperti film layar lebar. Karya seni yang mula-mula berkembang di lingkungan Gereja adalah pembuatan ikon orang-orang suci. Seni ikon ini berkembang sampai sekarang, khususnya di kalangan Gereja Ortodoks.
Di barat, kehidupan Yesus diungkapkan dalam berbagai film, misalnya King of Kings, The Robe, Jesus Christ Superstar, Jesus of Nazareth, Jesus of Monteral, The Last Temptation of Christ, The Gospel of John, The Passion of the Christ, dll. Sebagian dari film-film ini, seperti "Superstar" dan "The Last Temptation" dianggap kontroversial karena memberikan penggambaran dan penafsiran yang berbeda dari yang lazim diterima khalayak. Sementara itu, "The Passion" dianggap kontroversial karena beberapa bagiannya dianggap memberikan tafsiran yang agak sensitif terhadap peranan orang Yahudi dalam kematian Yesus, sementara penggambaran siksaan yang dialami Yesus dianggap terlalu berlebihan.

KEWIBAWAAN ALKITAB: SEBUAH PENGANTAR PEMBAHASAN

Oleh: Pdt. Dr. Daud H. Soesilo
1. Pengantar
Istilah kewibaan Alkitab terdiri atas dua kata "kewibawaan" (kadang-kadang dipakai kata "otoritas") dan "Alkitab". Walau tampaknya sederhana, ternyata pemahaman orang atas makna istilah ini berbeda satu sama lain. Itulah sebabnya sering terjadi perselisihan paham, pertikaian, perseteruan dan perpecahan. Sebagai sesama pengikut Kristus, bila kita menyadari dan mencoba memahami perbedaan yang ada, paling tidak kita lebih dapat memahami lawan bicara kita serta lebih dapat mengikuti alur pikiran atau tulisan orang lain, sehingga terjadilah kesempatan berdialog yang seimbang. Dialog umumnya terjadi secara lisan, tetapi juga dapat terjadi saat membaca karya tulis orang lain dan menanggapinya. Melalui dialog itulah kita dapat menelusuri pengertian orang lain dan sekaligus memahami pengertian sendiri. Lawan dialog adalah monolog alias pembicaraan tunggal tanpa memberi kesempatan kepada orang lain untuk berbicara, atau berbicara kepada diri sendiri.
Tujuan terbitan Forum Biblika nomor ini adalah untuk menyediakan sarana untuk saling berbagi pemahaman sehingga tercipta keterbukaan yang memungkinkan terjadinya dialog langsung atau pun tidak langsung.
2.      Definisi Kata
           Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi pertama (Balai Pustaka, 1989) definisi "Alkitab" adalah (1) kitab suci agama Kristen, terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru; (2) Islam: Alquran. Dalam kamus yang sama, "kitab suci" diartikan wahyu Tuhan yang dibukukan. Definisi "wahyu" adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para Nabi dan Rasul melalui mimpi dan sebagainya. "Nabi" adalah orang yang menjadi pilihan Allah untuk menerima wahyu-Nya untuk kepentingan dirinya dan ia tidak diwajibkan meneruskan wahyu itu kepada orang lain. (Catatan: yang dicetak miring tidak lagi dimuat dalam edisi kedua, 1991). Sedang "rasul" adalah (a) orang yang menerima wahyu Tuhan untuk disampaikan kepada manusia; (b) murid nabi Isa yang mula-mula menyiarkan agama Kristen.
            Contoh dari kamus di atas menunjukkan betapa besar perbedaan makna dan pemahaman orang atas kata dan istilah yang sama tetapi latar belakang imannya berbeda.
            Dalam Webster's New Collegiate Dictionari (G.&C. Merriam, 1976) dan Webster's Third New International Dictionary of the English Language Unabridged (Merriam-Webster, 1986) terdapat enam definisi "bible" sebagai kata benda (1) Huruf kapital: (a) Kitab Suci yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang diterima oleh orang Kristen sebagai wahyu Allah dan yang berwibawa, (b) Kitab Suci agama lain (2) Buku (3) Perpustakaan [catatan: arti no. 2 & 3 sudah tidak lazim dipakai] (4) Huruf kapital: Salah satu terbitan Alkitab (5) Buku pegangan yang kewibawaannya mirip Alkitab-msl: fisherman's bible (6) Sesuatu yang mirip buku. Dan "bible" sebagai kata kerja berarti menyuplai Alkitab-msl: bible a hotel.
            Ternyata kata Bible/bible bukan saja dipakai oleh umat Kristiani atau umat beriman lainnya, tetapi juga dipakai secara umum.
            Bila kajian kita dialihkan ke kata "kewibawaan/otoritas", ternyata kata ini juga banyak definisinya. Dalam Greek-English Lexicon of the New Testament Based on Semantic Domains (United Bible Societies, 1988) kata Yunani yang diterjemahkan "otoritas" ex-ousia mempunyai delapan arti:
(1)   authority to rule
(2)   jurisdiction
(3)   symbol of authority
(4)   ruler
(5)   control
(6)   power
(7)   supernatural power
(8)   right to judge
 
            Bila kita meneliti kata yang sama dalam Ensiklopedi Perjanjian Baru (Kanisius, 1990), kita mendapat uraian sbb: Kata Yunani ex-ousia (dikaitkan dengan bentuk participium dari kata ex-estin: "diperbolehkan, bebas dari...") (Mat. 12:2, 10; 22:17). Dengan istilah ini ditunjuklah kuasa/wibawa yang sudah dimiliki atau yang sudah diterima, tetapi yang dapat dijalankan hanya dalam kerangka suatu tata tertib hukum, politik, sosial dan moral (Kis. 8:19; 9:14; 26:10, 12). Allah menentukan arah sejarah manusia (Kis. 1:7), Ia berkuasa atas segala ciptaan yang dijadikan-Nya (Luk. 12:5; Rm. 9:21). Dia pula memberikan kuasa-Nya kepada manusia-manusia (Yoh. 19:11; Rm. 13:1-2) atau kepada utusan-utusan, malaikat-malaikat atau lain-lain (Why. 6:8; 9:3, 10, 19). Iblis berusaha menytakan dirinya sebagai yang berhak untuk berkuasa (Luk. 4:6; 22:53; Ef. 2:2; Kol. 1:13; Why. 13:2, 4, 12). Kuasa/wibawa Yesus berhubungan dengan misi yang diterima-Nya dari Allah: Ia memakainya dengan sungguh-sungguh pasti dan sungguh-sungguh bebas (Mat. 21:23-27; Mrk. 11:27-33; Luk. 20:1-8; Yoh. 5:27; 10:18; 17:2). Berkat kuasa/wibawa itulah Ia menyembuhkan orang-orang sakit, Ia mengusir setan-setan serta memberitakan Kabar Baik (Mat. 7:29; 9:6; Mrk. 2:10; Luk. 5:24; Mat. 9:8; Mrk. 1:27; Luk. 4:36). Wibawa itu dipercayakan-Nya kepada para murid-Nya (Mat. 10:1) dan Ia memperhatikan dengan memperlihatkan kepada mereka - melalui pelayanan-Nya - bagaimana kuasa itu harus dijalankan (Mat. 20:25-28; Mrk. 10:42-45; Luk. 22:24-27). Dengan menjadi Tuhan, Yesus menerima kuasa itu dari Allah secara definitive (Mat. 28:18). Kristus tidak mempermasalahkan kuasa/wibawa sipil (Rm. 13:1-3; Tit. 3:1). Namun bila "segala sesuatu diperbolehkan" kepada orang beriman, maka artinya tak pernah sama dengan menjadi budak seseorang (1Kor. 6:12; 8:9; 9:4-18; 10:23).
            Berikut ini definisi kata otoritas, dan wibawa serta kewibawaan seperti yang dimuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia:
 
Otoritas
(1)   hak untuk bertindak
(2)   kekuasaan; wewenang
(3)   kekuasaan yang sah yang diberikan kepada lembaga masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsinya
(4)   hak melakukan tindakan atau hak membuat peraturan untuk memerintah orang lain.
            Sedangkan otoriter bermakna berkuasa sendiri; sewenang-wenang: tindakan yang otoriter.
 

Wibawa

(1)   pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik: dengan penuh wibawa pemimpin itu berhasil memenangkan massa yang gelisah
(2)   kekuasaan
            Dengan kata lain, setiap kata di atas memiliki makna berganda. Makna berganda inilah yang merupakan salah satu penyebab timbulnya pemahaman yang berbeda-beda. Ternyata padanan kata "kewibawaan Alkitab" juga bermakna ganda, karena itu marilah sekarang kita mengkaji istilah tersebut.

3.      Pemahaman Istilah

           Bila kita mengadakan temu wicara dan menanyakan, "Apakah makna kewibawaan Alkitab bagi Anda?" Ternyata kita akan memperoleh beraneka jawaban dan pemahaman. Yang sering terjadi adalah pemahaman yang berbeda di satu pihak dinilai "kolot", sedang di pihak lain dikecam "murtad".
           Dari sejarah perkembangan pemahaman tentang kewibawaan Alkitab menunjukkan perbedaan-perbedaan yang timbul, mula-mula karena perbedaan konfesi: Yahudi, Otodoks dan Roma Katolik. Pemahaman itu juga berbeda dari masa ke massa, misalnya pada masa awal perkembangan gereja dan di gereja pada zaman pertengahan. Pemahaman itu juga berkembang setelah apa yang dinamakan reformasi gereja dan awal pemahaman tentang kewibawaan Alkitab di kalangan gereja Kristen Protestan. Perbedaan pemahaman juga tampak pada masa pencerahan dan sesudahnya, bahkan sampai saat akhir abad ke-20 ini. Singkatnya, pertanyaan tentang kewibawaan Alkitab berbeda untuk kelompok yang berbeda dalam keadaan intelek dan kebudayaan yang berbeda pula.
           Sebenarnya beraneka pemahaman tentang kewibawaan Alkitab tidaklah dapat diukur dengan satu tolok ukur saja. Dalam bukunya The Uses of Scripture in Recent Theology (Fortress, 1975), David H. Kesley mengemukakan 7 cara pemahaman tentang bagaimana Alkitab berwibawa atas hidup kita, tetapi di sini akan dibahas 3 cara saja.
           Pertama, Alkitab berwibawa karena Alkitab adalah kumpulan pernyataan yang benar. Kurang lebih seabad yang lalu Charles Hodge mengatakan, "Seperti halnya alam begitu penting bagi para ilmuwan, demikian juga Alkitab sangat penting bagi para teolog. Alkitab merupakan gudang fakta. Alkitab bukan saja diilhami untuk hal-hal yang berhubungan dengan moral dan agama, tetapi untuk semua disiplin, yaitu sains, sejarah, geografi ... apa saja yang disampaikan oleh penulis-penulis kitab suci."
           Hodge mengatakan bahwa Alkitab itu diilhami, karena itu tidak mungkin salah. Tetapi bukan pengilhaman yang mekanis seperti robot atau mesin. Ia membedakan antara pemahaman penulis pada saat itu dan apa yang diajarkannya. Apa yang diajarkan itulah yang tidak mungkin salah dan oleh karena itu berwibawa. Seperti dikemukakan oleh tokoh Injili kontemporer yang bernama Clark Pinnock, pemahaman seperti ini merupakan tiang penyangga teologi kelompok pertama ini. Jadi, kita menerima pernyataan-pernyataan Alkitab yang benar.
           Kedua, Alkitab berwibawa karena firman itu mengubah hidup manusia. Sebagai contoh, pada abad ke-3 M., firman Tuhan mengubah seluruh kehidupan Antonius setelah ia mendengar sebuah nats Alkitab dikhotbahkan. Demikian juga dengan Agustinus, setelah ia membaca Alkitab, terjadi suatu perubahan hidup yang sangat besar. Itulah yang terjadi dengan misionaris, dokter dan pakar Biblika controversial yang bernama Albert Schweitzer, pada akhir kehidupannya ia menulis bagaimana Yesus mengubah kehidupannya.
           Yang lebih controversial lagi adalah Profesor Rudolf Bultman. Walau banyak yang menyangsikan dirinya, berkali-kali ia menegaskan, "Kehidupan beriman yang sejati merupakan jawaban dari teka-teki keberadaan manusia. Dan kehidupan beriman itu hanya bisa terjadi karena orang memberi tanggapan atas tindakan Allah dalam Yesus Kristus. Iman hanya mungkin pada suatu saat dalam sejarah sebagai akibat dari suatu peristiwa, yaitu peristiwa Yesus Kristus."
           Seperti yang diungkapkan oleh Paul Tilich, "Beriman berarti berani mengambil resiko." Hal itu dibenarkan oleh Soren Kierkegaard. Kewibawaan Alkitab yang membawa perubahan hidup juga menjadi tema pemahaman James Cone.
           Jadi, dalam pengertian kelompok kedua ini, Alkitab berwibawa karena Alkitab membawa perubahan hidup.
           Ketiga, Alkitab berwibawa karena Alkitab merupakan tulisan yang melukiskan identitas Allah. Pandangan ini dimulai oleh Karl Barth dan dikembangkan oleh Hans Frei. Dalam pemahaman kelompok ketiga ini, Alkitab merupakan kumpulan-kumpulan cerita yang menceritakan tentang Allah. Frei mengatakan, bila cerita-cerita Injil dijadikan satu, akan merupakan kumpulan tulisan yang memberikan gambaran Yesus yang utuh dan benar.
           Jadi, kewibawaan Alkitab terletak pada pribadi Yesus, Sang Sabda Allah yang telah menjelma menjadi manusia. Seperti halnya cerita-cerita Perjanjian Lama melukiskan identitas Allah yang menyatakan diri-Nya kepada umat Israel, Allah yang sama menyatakan diri-Nya secara lebih utuh di dalam pribadi Yesus Kristus. Allah yang salahlah yang kita sembah dan puji.
           Dengan kata lain, ketiga kerangka acuan di atas menunjukkan beraneka cara bagaimana kewibawaan Alkitab dipahami oleh pribadi dan kelompok yang berbeda. Ada yang lebih cenderung pada cara yang pertama, dan ada yang lebih mengacu pada cara kedua atau ketiga dst. Pemahaman kita pada ketiga cara ini dapat menggalang keterbukaan sehingga kita dapat memahami pendekatan dan cara yang berbeda dari cara kita sendiri.
           Pada dasarnya, seperti diungkapkan oleh Walter Brueggemann, kewibawaan Alkitab berhubungan dengan pemberian pengesahan. Ini berarti bagaimana di dunia dan kelompok masyarakat yang beraneka ragam ini, kita diberi pengesahan untuk hidup, bertindak dan berharap walau dengan cara yang kadang-kadang bertentangan dengan norma-norma yang ada. Dalam pertanyaan tentang kewibawaan Alkitab inti masalahnya ialah mengenai pengesahan masyarakat yang menerima kewibawaan Alkitab melalui cara hidup yang taat dan bersyukur kepada Tuhan.
4.      Penutup
           Banyak orang dari berbagai kalangan dan latar belakang mengakui dan menerima kewibawaan Alkitab, walau cara dan manifestasinya berbeda-beda. Sebenarnya setiap cara pemahaman memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Semuanya saling melengkapi. Dan bagi mereka yang terbuka, banyak hal yang dapat dipelajari dari cara pemahaman yang lain.
           Mudah-mudahan pembahasan ini mengundang kita untuk lebih mendalami dan mempelajari Alkitab secara lebih mantap, serius dan penuh tanggung jawab. Karena hanya dengan kerendahan hati dan keterbukaan, kita dapat membaca, mempelajari, memahami dan menghayati pernyataan-pernyataan Alkitab beserta segala tuntutannya. Hanya dengan keterbukaan dan kepekaan, pembacaan dan penelaahan Alkitab yang kita lakukan dapat mengubah hidup kita. Hanya dengan kepekaan dan kerendahan hati, kita dapat mengenal identitas Allah yang utuh dan benar seperti yang dinyatakan-Nya dalam pribadi Yesus Kristus.
           Akhir kata, bagi umat dan pengikut Kristus, pengakuan dan penerimaan kewibawaan Alkitab tidak mempunyai arti, jika semua itu tidak membuahkan perubahan dan pembaruan pikiran, sikap dan tindakan kita baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, ibadah, maupun dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.